Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Hal Yang Saya Dapatkan Dari Pesantren


Ceritanya saya lagi merenung.. Setelah 6 tahun di pesantren (SMP dan SMA), apa sih yang saya dapat?

Post ini insyaallah akan bermanfaat untuk kamu yang mau memasukkan anaknya ke pesantren. Atau yang penasaran di pesantren itu ada hal positif apa aja.

Desclaimer. Ini murni pendapat pribadi dari pengalaman saya waktu mondok dulu di sebuah pesantren modern di Pandeglang Banten.

***

Tiba-tiba saya ingat tulisan 'Ke Pondok apa yang kau cari?'

Sebelum masuk pesantren, saya cuma berharap 1 hal, bisa menjadi pemain sepakbola terkenal. Seperti kapten Tsubasa.

Maklum anak SD kelahiran 92 memang racunnya dulu film kartun (anime).

Tapi sekarang saya sadar. Hal pertama dan paling dominan yang saya dapatkan dari pesantren adalah..

1. Ilmu Agama

Kalau baca sekilas materi Agama islam di pelajar PAI untuk jenjang SMP dan SMA memang sudah banyak. Lengkap.

Tapi di pesantren jauh lebih lengkap lagi. Memang di pesantren saya dulu tidak ada pelajaran PAI, tapi ada pelajaran Ushuludin, Fiqih, Akidah Akhlak, Siroh, Usul Fiqh, Hadits, Qur'an, Tajwid, Faraid dan lain-lain.

Selain pelajaran, materinya juga bisa diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Misal shalat berjamaah, baca Qur'an depan orang banyak, pidato, dsb.

Dan..

Selain ada materi dan ujian tulis, ada juga yang namanya ujian lisan dan praktek.

Pokoknya dijamin gak bakal bisa nyontek.

Udah gitu nilainya beneran asli.

Saya masih ingat nilai rapor terkecil saya di pelajaran Khat. Di pelajaran ini kita belajar menulis tulisan arab dengan baik, bagus, dan berseni.

Tebak berapa nilai saya?

25. Hiks..

Well.. Memang tidak semua materi agama itu masih saya kuasai saat ini.

Tapi setidaknya banyak masalah yang saya selesaikan dengan ilmu dan pengalaman waktu di pesantren.

2. Bahasa Arab

Sebenarnya saya mulai belajar bahasa arab sejak SD, di sekolah agama.

Tapi kurang banget rasanya.

Mungkin karena cuma ada 1 pelajaran.

Kalau di Pondok bahasa Arab ini dipecah jadi macam-macam.

Mulai dari imla (cara nulis dikte), bahasa Arab (umum), nahwu (nentuin fathah, kasroh atau dhommah), sorof (Structure), dan insya (mengarang).

Gak cuma itu..

Di kegiatan hariannya juga ada muhadatsah, dimana kita harus ngobrol dengan 1 teman kita menggunakan bahasa Arab.

Ada juga istilah arabic's week. Dimana minggu pertama, semua santri wajib menggunakan bahasa Arab 24 jam.

Kalau ketahuan pake bahasa indonesia,  apalagi bahasa daerah. Wah.. tinggal tunggu hukumannya.

Minggu ke 2 nya, bahasa inggris,  minggu ke 3 Bahasa Arab. Dan seterusnya.

Dan ada juga namanya Muhadoroh. Dimana semua santri secara bergilir harus bisa berpidato, berbicara depan banyak orang.

Dan tentunya, menggunakan bahasa Arab, inggris, dan indonesia.

Memang, saya sekarang jarang sekali mengobrol pake bahasa Arab. Tapi..

Bahasa Arab yang telah saya pelajari memudahkan saya mempelajari Islam, Qur'an, Hadits, dan bacaan shalat.

Bahasa Arab juga bermanfaat saat kita baru ikut komunitas hijrah gitu. Jadi ga bingung kalau banyak denger istilah dalam bahasa Arab.

3. Percaya Diri

Waktu duduk di kursi kuliah, saya bersama teman sekelas pernah kena damprat habis-habisan oleh seorang dosen.

Kenapa?

Karena ada seorang mahasiswa yang mendapat nilai 0 saat prites. Dan orang itu adalah saya.

Tapi, alhamdulillah akhirnya saya dapat nilai B di mata kuliah tersebut.

Mungkin karena dulu waktu di pesantren sering dimarahi, ditekan, dan hal-hal lainnya.

Saya tidak mudah down dan kepercayaan diri pun relatif stabil.

4. Kepemimpinan

Kalau di SMP dan SMA ada OSIS, maka di Pesantren juga ada OPPM. Organisasi Pelajar Pesantren Modern.

Tugas utama OPPM adalah menjalankan roda disiplin pesantren kepada para santri.

Di OPPM inilah saya belajar berorganisasi, memimpin, rapat, merencanakan, mengevaluasi dan lain-lain.

Ada satu slogan yang menjadi moto kami.

"Siap dipimpin, dan siap memimpin."

Dewasa ini, saya selalu berusaha untuk menjunjung tinggi moto ini.

Meski kondisi lingkungan yang meracun untuk enggan mengemban, saya bismillah siap kalau diamanahkan.

Karena pada dasarnya memimpin adalah amanah.

Amanah akan menjadi laknat bagi yang khianat dan amanah akan menjadi nikmat bagi yang taat.

5. Hapalan

Sebenarnya menghapal itu pada dasarnya mudah. Bahkan sangat mudah.

Sebagaimana yang telah Allah jamin dalam Qur'an.

Walaqod yassarna qurana lidzikri

Sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur'an untuk diingat.

Tapi kenapa kita kok kayaknya susah banget sih ngapain Qur'an?

Pertanyaannya.

Sudah yakinkan kita dengan isi dan kandungan ayat tersebut?

Seberapa yakin?

Atau mungkin ikhtiar kita yang masih kurang. Dari segi waktu dan prioritas contohnya.

Atau jangan-jangan..

Karena maksiat yang masih sering kita lakukan, Allah jadi enggan memberikan hapalan.

Allahu a'lam.

Tapi insyaallah kalau di pesantren. Waktu, tempat dan kondisinya lebih kondusif untuk menghafal.

Dan..

Relatif lebih kecil kemungkinan untuk melakukan maksiat.

Alhamdulillah.. Meskipun hapalan saya di pesantren dulu gak banyak, tapi beberapa masih kepake untuk shalat.

Dan, meski terlupa.. Saat mencoba untuk menghafal ulang lebih mudah.

Sekian.

Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Jika ada yang ingin ditanyakan boleh ditulis dibawah di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "5 Hal Yang Saya Dapatkan Dari Pesantren"